Laju indeks siang ini sangat ramai, didukung oleh volume transaksi yang tercatat mencapai 2,362 miliar lembar saham di pasar reguler dan total mencapai 2,7 miliar. Sementara itu, nilai transaksi mencapai Rp2,7 triliun di pasar regular dari total Rp2,6 triliun dan frekuensi 79.720 kali. Sebanyak 203 saham menguat, sedangkan 34 saham melemah dan 71 saham stagnan.
Penguatan indeks, juga diwarnai aksi beli dari investor asing yang mencatatkan transaksi nilai beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp277,6 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp1.09 triliun sedangkan transaksi jual sebesar Rp815,1 miliar.
Semua sektor saham mendukung penguatan indeks. Saham sektor perdagangan memimpin kenaikan 3,87%, disusul pertambangan 3,55%, industri dasar 2,55%, keuangan 2,82%, infrastruktur 2,19%, properti 2,04%, aneka industri 1,89%, perkebunan 1,08%, manufaktur 1,54%, dan konsumsi 0,66%.
Dalam hal ini saya memperkirakan, indeks saham domestik akan bertahan pada zona hijau hingga penutupan. “Indeks memiliki resistance 3.838 dan support 3.745”.
Dan apabila tembus resistance tersebut, indeks terbuka peluang untuk bertenger di atas 3.900-3.925 yang menjadi target harga akhir 2011. “Posisi IHSG saat ini, sudah confirm bullish menuju posisi akhir tahun itu”.
Penguatan indeks hari ini, salah satunya dipicu oleh sentiment positif setelah adanya koordinasi yang coba dilakukan oleh Federal Reserve bersama 5 bank sentral utama lainnya sebagai upaya menjamin ketersediaan dana bagi sektor perbankan yang tengah terpuruk akibat masalah utang di zona Eropa.
Bagi zona Eropa sebenarnya gampang jika benar-benar ingin menyelesaikan masalah. Karena itu, indeks Dow Jones naik signifikan hampir 500 poin yakni 490,05poin (4,24%) ke level 12.045,7yang diikuti penguatan bursa-bursa saham di Asia.
Kondisi itu, diperkuat oleh keputusanPeople’s Bank of China yang menurunkan Giro Wajib Minimum bagi perbankan sebesar 50 basis poin mulai berlaku 5 Desember. “Hal ini diharapkan dapat menambah pemasukan sebesar 350 miliar yuan atau setara US$55 miliar dan mendongkrak performa ekonomi negeri tirai bambu itu”.
Sementara itu, meski terjadi inflasi November yang dirilis 0,34% dari bulan sebelumnya deflasi 0,12%, inflasi tahunan masih tetap terjaga di level rendah. Inflasi year on year November di level 4,15% dan 3,2% (year to date). “Jadi, inflasi tetap di zona aman sehingga tidak ada kekhawatiran bagi market Indonesia”.
Di atas semua itu, saya merekomendasikan positif saham-saham energi gas dan tambang logam BUMN. selain itu saya juga merekomendasikan saham-saham sektor pertambangan batu bara. Saham-saham pilihan adalah PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) dengan target Rp3.500-3.600 akhir tahun, PT Timah (TINS), PT Aneka Tambang (ANTM), dan PT International Nickel Indonesia (INCO).
Lalu, PT Borneo Lumbung Energi (BORN), PT Indo Tambang Raya (ITMG), dan PT Harum Energy (HRUM). “Saya rekomendasikan strong buy saham-saham tersebut”
Tidak ada komentar :
Posting Komentar