Analisa Transaksi Perdagangan Obligasi
Pasar obligasi Indonesia pada perdagangan kemarin mengalami penguatan yang signifikan. Semua tenor mengalami penurunan yield dalam rentang 1-14bp. Yield tenor acuan 10 tahun mengalami penurunan 2bp ke level 6,96%.
Transaksi pada pasar obligasi negara pada hari kamis secara outright tercatat mencapai IDR9,7 triliun. Meningkat dari hari sebelumnya yang hanya tercatat IDR8,6 triliun. Perdagangan kemarin mencatatkan FR0056 dan FR0059 sebagai dua seri yang memiliki volume tertinggi dengan masing-masing volume transaksi tercatat IDR2,31 triliun dan IDR1,68 triliun. Sejalan dengan pasar SBN, volume transaksi pada pasar surat utang korporasi juga mengalami peningkatan. Secara outright, volume transaksi mencapai IDR663,5 miliar, jauh diatas hari sebelumnya yang hanya mencapai IDR269,5 miliar, dengan dua seri teraktif yang diperdagangkan adalah BBRI01ACN3 dengan IDR110 miliar dan BBTN02BCN2 dengan IDR46 miliar.
Perkiraan Pasar dan Rekomendasi
Tren penurunan yield surat utang Indonesia dalam jangka menengah diperkirakan masih cukup terbuka ditengah rendahnya suku bunga secara global. Optimisme pelaku pasar global masih relatif tinggi pasca dipertahankannya suku bunga acuan Bank Sentral AS di level 0,25% - 0,50% serta suku bunga Bank of Japan di level -0,1%. Optimisme global ini tercermin dari kembali menguatnya bursa saham AS dan Eropa semalam. Sementara itu, yield obligasi Pemerintah AS juga kembali turun seiring ekspektasi bahwa Bank Sentral AS tidak akan agresif untuk menaikkan suku bunga acuannya dan kemungkinan hanya akan menaikkan Fed Fund Rate satu kali di akhir tahun ini. Sementara itu, Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan 7-day Reverse Repo sebesar 25bp menjadi 5,00% pada Rapat Dewan Gubernur kemarin. Selain itu, BI juga menurunkan suku bunga deposit facility dan lending facility sebesar 25bp masing - masing menjadi 4,25% dan 5,75%. Pelonggaran kebijakan moneter ini sejalan dengan stabilitas makroekonomi yang terjaga ditengah inflasi yang rendah, defisit transaksi berjalan yang terkendali, serta Rupiah yang relatif stabil. Diturunkannya suku bunga acuan ini diharapkan dapat memperkuat upaya untuk mendorong permintaan domestik dan memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi. Ditengah semakin rendahnya suku bunga acuan, potensi penurunan yield dalam jangka menengah di pasar surat utang Indonesia diperkirakan masih akan tetap terjaga. Namun demikian, potensi penguatan pasar yang signifikan dalam jangka pendek dapat dibatasi oleh kemungkinan investor yang tidak terlalu agresif menjelang lelang SUN hari Selasa pekan depan.
Dengan masih terbukanya ruang penurunan yield dalam jangka menengah, maka SUN seri bertenor menengah panjang seperti seri FR0059, FR0073, dan FR0072 masih akan menarik untuk dikoleksi. Lelang SUN pekan depan juga dapat dimanfaatkan investor sebagai momentum untuk masuk ke pasar.
Berita Pasar Surat Utang Indonesia
Pemerintah kembali akan melakukan lelang SUN hari Selasa, 27 September 2016 dengan target indikatif senilai IDR12,0 triliun.
Dalam lelang pekan depan, Pemerintah menawarkan empat seri SUN yaitu seri SPN12170608, FR0061, FR0059, dan FR0072. Kami memperkirakan potensi permintaan investor dalam lelang pekan depan akan cukup besar seiring masih terbukanya peluang penurunan yield ke depan. Selain itu, adanya seri FR0061 dan FR0059 yang dilelang Pemerintah, dimana kedua seri ini kemungkinan akan menjadi seri acuan di tahun 2017, juga dapat meningkatkan minat investor untuk berpartisipasi dalam lelang kali ini. Ditengah potensi permintaan investor yang cukup besar, Pemerintah diperkirakan akan mampu menerbitkan SUN sesuai dengan target indikatifnya dalam lelang kali ini, bahkan peluang penerbitan SUN yang lebih besar dari target indikatif dalam lelang kali ini cukup terbuka apabila yield yang diminta investor tidak terlalu tinggi.
PT BFI Finance Indonesia akan menawarkan obligasi senilai hingga IDR1 triliun.
Rencananya, obligasi in akan dirilis dalam 3 seri berbeda, Seri A jangka waktu satu tahun dengan bunga 8% - 8,75%, Seri B jangka waktu tiga tahun dengan bunga 8,75% - 9,5%, dan Seri C dengan jangka waktu lima tahun dengan bunga 9% - 9,75%. Obligasi yang mendapatkan peringkat A+ ini rencannya akan membayarkan bunganya secara triwulan. Dana yang diperoleh dari hasil penerbitan obligasi ini rencananya akan digunakan seluruhnya untuk pembiayaan modal kerja perusahaan.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar