Bersiap dan MenungguGreenback Kacau
Akhirnya data terpenting di bulan ini terlihat juga hasilnya. Daya serap tenaga kerja di sektor non pertanian harus mau menjadi level terendah sejak April 2008. Namun jika dikalkulasikan sejak terakhir The Fed melakukan pertemuan terjadwalnya, pasar tenaga kerja sebenarnya telah tumbuh sebanyak 418 ribuan demikian seperti dikutip dari Wbponline.com.
Masih di sektor tenaga kerja pula, tercatat data lain yang menarik pula. Ternyata tingkat pengangguran juga mengalami penurunan dari 5.2 persen menjadi 5.1 persen.
Kondisi di dalam negeri AS sendiri memang tercatat bervariasi. Seperti di lansir Bloomberg.com, GDP AS benar naik ke level 3.7 persen, non-Manufacturing indeks yang di rilis ISM juga mencapai rekor tertinggi selama sepuluh tahun belakangan ini. Namun sisi manufakturnya ternyata tidak seberkembang kedua sektor di awal tadi, bahkan indeks manufaktur terekam jatuh menjadi yang terendah semenjak Mei 2013.
Masih dari media yang sama, Ryan Sweet, ekonom dari Moody’s Analitics Inc., berpendapat tetap berpegang pada sikap optimismenya. “Secara keseluruhan kondisi ini sangat baik. Malahan saya tidak melihat ada faktor kekacauan dari luar juga yang berpengaruh,” seperti itulah yang disampaikannya.
Tak cuma ekonom di luar pemerintahan saja yang melihat data-data yang muncul sampai dengan malam ini tetap dalam kerangka baik dan layak. Jeffrey Lacker, petinggi The Fed cabang Richmond pun juga antusias dengan momentum ini. “Inilah saatnya kita menyesuaikan kebijakan kita dengan perkembangan yang telah dicapai sampai saat ini. Memang sih kondisi tidak sesempurna yang kita bayangkan, namun tidak juga begitu buruk. Tetapi saya secara pribadi juga tidak menutup diri untuk opsi lain diluar yang saya sampaikan tadi,” demikian seperti disarikan dari Bloomberg.com
Senada namun tak sama, keberanian untuk menaikkan suku bunga acuan juga keluar dari petinggi The Fed lainnya Stanley Fischer. Dalam sebuah acara di Kansas beliau menggarisbawahi kondisi ini dengan situasi di luar AS. “Kita sebenarnya tidak perlu menunggu sampai inflasi mencapai target yang kita harapkan karena sebenarnya dari dalam negeri kita sudah bisa melihat adanya perkembangan perekonomian yang cukup menjanjikan. Namun saya perlu untuk mengingatkan akan suatu hal di luar teritori kita yang patut kita duga akan juga berimbas pada kita. Perhatikan perkembangan di Tiongkok,”begitu seperti diungkap pada media yang sama.
Hari ini pasar dipusingkan dengan perilaku para investor yang sedang berperang berebut sentimen. Beberapa saat setelah rilis NFP mata uang-mata uang utama yang berpasangan dengan Greenback benar-benar terombang ambing. Tarik-menarik terjadi begitu kuat. Hingga tak jelas pasar hendak bergerak kemana. Yang mudah terpantau sepanjang hari ini sampai dengan berita ini diunggah adalah sikap Aussie, Kiwi dan Samurai. AUD/USD anjlok ke level 0.6910. Ini menunjukkan Aussie tak mampu menahan tarikan Greenback hingga harus mau menagguk kerugian lebih dari 1.36 persen. Demikian juga dengan NZD/USD, pair yang satu ini juga terjungkal ke level 0.6270 atau rugi sekitar 1.81 persen. Sentimen yang aneh ternyata muncul dari USD/JPY. Tak disangka ternyata sang Samurai mampu menggulung Greenback sebanyak 0.83 persen dengan berada di angka 118.69. Sungguh diluar dugaan. Apakah ini berarti Yen berpotensi menjadi “safe heaven” bagi para investor di tengah gamangnya The Fed mengambil resiko?
Tidak ada komentar :
Posting Komentar