Entri Populer

Rabu, 06 September 2017

Fixed Income Daily Report of September 7, 2017

Analisa Perdagangan Obligasi Rabu (6/9)
Tren penguatan harga di pasar obligasi Indonesia masih berlanjut pada perdagangan kemarin dimana yield SUN rata - rata turun sebesar 4bp di sepanjang kurva. Sementara itu, yield SUN bertenor 10 tahun turun 6bp dan ditutup di level 5,67%.
 
Volume transaksi di pasar SBN secara outright tercatat sebesar IDR16,0 triliun kemarin, turun dari transaksi hari sebelumnya yang mencapai IDR21,6 triliun, namun masih diatas rata-rata volume transaksi harian sejak awal tahun yang sebesar IDR10,5 triliun. SUN seri acuan FR0061, FR0059, FR0074, dan FR0072 masih mendominasi transaksi di pasar sekunder. Berkebalikan dengan pasar SBN, volume transaksi di pasar obligasi korproasi secara outright tercatat hanya sebesar IDR1,0 triliun, turun dari hari sebelumnya sebesar IDR1,2 triliun. Obligasi PPLN01ACN2 menjadi seri teraktif dengan volume sebesar IDR185,0 miliar.
 
Perkiraan Pasar dan Rekomendasi Kamis (7/9)
Meredanya tekanan eksternal dan masih tingginya minat investor terhadap pasar surat utang Indonesia diperkirakan akan menjadi katalis positif bagi pergerakan harga obligasi di pasar domestik. Tekanan di pasar global mereda seiring adanya dukungan dari presiden AS, Donald Trump, terhadap perpanjangan plafon utang AS dan pendanaan Pemerintah hingga tiga bulan ke depan. Trump menyatakan mendukung rencana pimpinan senat minoritas AS yang akan mengkombinasikan kenaikan plafon utang dengan bantuan bagi korban badai Harvey. Sebelumnya, pasar global sempat khawatir akan kemungkinan penutupan Pemerintahan (government shutdown) apabila plafon utang AS tidak dinaikkan. Meredanya tekanan ini mendorong investor untuk kembali masuk pada aset – aset yang lebih berisiko dan mengurangi permintaan pada safe-haven assets yang tercermin dari penguatan bursa saham AS semalam, yang diikuti oleh pelemahan harga obligasi US Treasury. Hal ini diperkirakan juga berpotensi mendorong investor asing untuk masuk ke emerging market termasuk Indonesia dan memberikan dampak yang positif terhadap pasar surat utang domestik. Minat investor asing yang masih cukup tinggi terhadap pasar domestik  tercermin dari rendahnya CDS Indonesia bertenor 5 tahun saat ini, yang mencapai 102bp, jauh dibawah level awal Juli 2017 yang sebesar 124bp. Tingginya minat investor asing juga terlihat dari net buy yang mencapai IDR4,4 triliun dalam dua hari perdagangan pertama di bulan September 2017. Namun disisi lain, peluang penurunan yield yang signifikan dapat dibatasi oleh semakin menyempitnya yield spread antara SUN dan US Treasury bertenor 10 tahun yang saat ini mencapai 446bp, jauh dibawah rata – rata tiga bulan terakhir yang sebesar 467bp.
 
SUN seri FR0053, FR0061, FR0056, FR0059, FR0074, dan FR0072 masih akan menjadi pilihan yang atraktif untuk diperdagangkan ditengah potensi pasar yang positif dalam jangka pendek. Sementara itu, bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang, SUN seri FR0067, FR0050, FR0054, FR0052, FR0044, FR0039, FR0069, dan FR0048 akan menjadi pilihan yang menarik untuk dikoleksi seiring masih atraktifnya yield seri – seri ini.
 
 
Berita Ekonomi dan Pasar Surat Utang Indonesia
 
Pemerintah menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan cara private placement senilai IDR500,0 miliar kemarin. Seri yang diterbitkan adalah seri baru yaitu PBS016 dengan status dapat diperdagangkan. Sukuk ini diterbitkan dengan imbalan (kupon) sebesar 6,25% per tahun, dengan yield sebesar 6,35%, dan akan jatuh tempo pada 15 Maret 2020. Sukuk ini diterbitkan dengan akad ijarah asset to be leased dan dengan underlying asset berupa proyek APBN 2017 dan barang milik negara. Dengan penerbitan Sukuk ini, maka year-to-date, Pemerintah telah berhasil menerbitkan SBN senilai IDR559,8 triliun atau sekitar 78,0% dari total target penerbitan SBN di tahun 2017.
 
PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) memberikan indikasi kupon antara 8,00% - 9,25% untuk rencana penerbitan Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap I Tahun 2017. Nominal obligasi yang akan diterbitkan pada tahap pertama ini sebesar IDR3,0 triliun, dari total plafon yang ditargetkan pada Penawaran Umum Berkelanjutan III yang mencapai IDR10,0 triliun. Obligasi tahap I ini akan ditawarkan dalam 2 seri yaitu seri A bertenor 3 tahun memiliki kupon berkisar 8,00% - 8,75%, sementara Seri B akan diterbitkan dengan jangka waktu 5 tahun dan tingkat bunga antara 8,50% - 9,25%. Lembaga pemeringkat Fitch telah memberikan peringkat A- untuk obligasi ini. Sebesar 80% dari dana hasil penerbitan obligasi ini akan digunakan untuk keperluan modal kerja perusahaan, diantaranya berupa pembelian bahan konstruksi, biaya peralatan, biaya sub-kontraktor serta upah tenaga kerja, sedangkan 20% sisanya akan digunakan untuk investasi di anak perusahaan berupa setoran modal.
 
Lembaga pemeringkat PEFINDO mempertahankan peringkat kredit PT Bank Permata Tbk (BNLI) di level idAAA. PEFINDO juga mempertahankan peringkat peringkat obligasi subordinasi BNLI II 2011, obligasi subordinasi berkelanjutan  I 2012, dan obligasi subordinasi berkelanjutan II tahap I 2013 di level idAA+. Sementara itu, peringkat obligasi subordinasi II tahap II 2014 dipertahankan di level idAA. Outlook peringkat Perseroan ditetapkan di level stabil. Menurut PEFINDO, peringkat ini mencerminkan dukungan yang sangat kuat dari pemegang sahamnya, posisi pasar yang baik, kapitalisasi yang kuat, dan profil likuiditas yang baik pula. Namun demikian, peringkat ini masih dibatasi oleh profil kualitas aset dan ukuran profitabilitas yang dibawah rata – rata.
 

Rabu, 09 Agustus 2017

Fixed Income Daily Report of August 10, 2017


Analisa Perdagangan Obligasi Rabu (9/8)
Penguatan harga yang terbatas di pasar obligasi Indonesia masih berlanjut pada perdagangan kemarin, dimana yield pada semua tenor kembali mencatatkan penurunan terbatas pada rentang 1bp - 4bp. Yield SUN bertenor 10 tahun ditutup di level 6,87%, turun tipis dari level  hari sebelumnya 6,88%.

Volume transaksi di pasar SBN secara outright tercatat sebesar IDR8,7 triliun kemarin, mengalami penurunan dari volume perdagangan di hari Selasa yang tercatat sebesar IDR14,3 triliun. SUN seri FR0061 dan FR0072 menjadi dua seri yang paling banyak ditransaksikan investor dengan volume transaksi masing-masing sebesar IDR1,6 triliun dan IDR1,5 triliun. Penurunan volume transaksi juga terjadi pada pasar obligasi korporasi dimana secara outright volume transaksi tercatat hanya sebesar IDR363,0 miliar , dibandingkan hari sebelumnya yang sebesar IDR424,8 miliar. Obligasi APLN01CN1 tercatat sebagai seri yang teraktif dengan volume sebesar IDR61,0 miliar.

Perkiraan Pasar dan Rekomendasi Kamis (10/8)
Potensi penurunan yield di pasar surat utang Indonesia diperkirakan akan lebih terbatas dalam jangka pendek ditengah masih tingginya tekanan eksternal. Meningkatnya tensi geopolitik antara AS dan Korea utara masih menjadi fokus utama pelaku pasar global ditengah minimnya data – data ekonomi global yang dirilis pertengahan pekan ini. Hal ini turut mendorong investor global cenderung untuk masuk pada safe-haven assets dan mengurangi permintaan pada aset – aset yang lebih berisiko yang tercermin dari pelemahan bursa saham AS dan Eropa semalam, yang juga diikuti oleh turunnya yield obligasi Pemerintah AS, Jerman, dan Inggris. Meningkatnya tekanan eksternal ini diperkirakan juga akan memberikan dampak terhadap pasar surat utang domestik sehingga dapat membatasi ruang penurunan yield dalam jangka pendek. Potensi penurunan yield di pasar surat utang Indonesia diperkirakan juga akan dibatasi oleh semakin menyempitnya yield spread antara SUN dan US Treasury bertenor 10 tahun yang saat ini mencapai 462bp, dibawah rata – rata sebulan terakhir yang sebesar 468bp. Namun demikian, tren yield yang rendah di pasar surat utang Indonesia dalam beberapa pekan terakhir diperkirakan akan tetap terjaga seiring masih tingginya minat investor asing ditengah prospek perekonomian domestik yang masih positif. Dalam enam hari perdagangan pertama di bulan Agustus, investor asing masih mencatatkan net buy senilai IDR2,6 triliun di pasar SBN, melanjutkan net buy di bulan Juli yang tercatat sebesar IDR5,0 triliun.

Ditengah masih tingginya tekanan dari eksternal, SUN bertenor pendek dan menengah seperti seri FR0036, FR0053, FR0061, FR0056, dan FR0059 akan menjadi pilihan yang menarik untuk diperdagangkan. Sementara itu, SUN seri FR0044, FR0052, dan FR0050 dapat menjadi alternatif pilihan investasi bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang seiring masih atraktifnya yield seri – seri ini.


Berita Ekonomi dan Pasar Surat Utang Indonesia

PT Timah (Persero) Tbk. (TINS) berencana melakukan penerbitan obligasi dengan nilai penerbitan mencapai IDR1,2 triliun. Obligasi tersebut akan diterbitkan melalui skema Penawaran Umum Berkelanjutan I (PUB I) dengan plafon total  sebesar IDR2,8 triliun. Obligasi yang memiliki nama Obligasi Berkelanjutan I PT Timah Tahap I Tahun 2017 tersebut akan ditawarkan dalam 2 tenor, yaitu 3 tahun dan 5 tahun. Selain melakukan penerbitan obligasi, perusahaan juga akan menerbitkan Sukuk dengan nominal penerbitan mencapai IDR300,0 miliar. Sukuk Berkelanjutan I PT Timah Tahap I Tahun 2017 tersebut juga akan ditawarkan dalam 2 seri, yaitu 3 dan 5 tahun. Perusahaan rencanannya akan mengalokasikan dana dari hasil penerbitan obligasi dan sukuk tersebut untuk keperluan pembiayaan capital expenditure (capex) perusahaan, sementara sisanya akan digunakan untuk pelunasan sebagian utang jangka pendek perusahaan yang akan jatuh tempo.

PT Bank OCBC NISP Tbk akan melakukan penerbitan obligasi dengan nominal sebesar IDR2,002 triliun. Obligasi dengan nama Obligasi Berkelanjutan II Bank OCBC NISP Tahap II Tahun 2017 tersebut akan ditawarkan dalam 3 seri, yaitu Seri A dengan tenor 370 hari dan kupon sebesar 6,75% akan diterbitkan senilai IDR1,148 triliun, Seri B dengan tenor 2 tahun dan bunga sebesar 7,3% akan diterbitkan sebanyak IDR300 miliar, dan Seri C dengan tenor 3 tahun dan memiliki kupon sebesar 7,7%, akan diterbitkan senilai IDR451 miliar. Penerbitan obligasi ini dilakukan Perseroan dengan tujuan untuk menambah modal Perseroan dalam mendorong ekspansi pertumbuhan kredit.

Lembaga pemeringkat PEFINDO mempertahankan peringkat idAAA untuk PT Angkasa Pura I (Persero) (AP I). PEFINDO juga menetapkan kembali peringkat idAAA untuk obligasi AP I 2016 dan peringkat idAAA(sy) untuk Ijarah AP I 2016. Outlook peringkat Perseroan ditetapkan di level stabil. Menurut PEFINDO, peringkat ini mencerminkan dukungan yang kuat dari Pemerintah kepada Perseroan seiring kepentingan strategis bandara, keuntungan kompetitif yang tinggi dari wilayah pelayanannya, serta marjin profitabilitas yang stabil. Namun demikian, peringkat ini masih dibatasi oleh leverage keuangan yang tinggi dalam jangka pendek dan menengah.

Selasa, 08 Agustus 2017

Fixed Income Daily Report of August 9, 2017

Analisa Perdagangan Obligasi Selasa (8/8)
Harga obligasi di pasar surat utang Indonesia menguat terbatas pada pedagangan kemarin. Yield SUN turun pada kisaran 1-5 bp di sepanjang kurva dimana yield bertenor 10 tahun ditutup di level 6,88% kemarin, dari hari sebelumnya di level 6,90%.

Penguatan harga di pasar SBN kemarin juga diikuti oleh peningkatan volume transaksi, dimana total transaksi secara outright tercatat mencapi IDR14,3 triliun, diatas transaksi hari sebelumnya yang sebesar IDR5,5 triliun. Beberapa seri yang di lelang Pemerintah seperti SPN12171109, FR0061 dan FR0074 juga mendominasi transaksi di pasar sekunder kemarin. Sementara itu, transaksi di pasar obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar IDR424,8 miliar, turun dari hari sebelumnya yang sebesar IDR981,3 miliar.

Perkiraan Pasar dan Rekomendasi Rabu (9/8)
Meningkatnya tekanan eksternal diperkirakan dapat membatasi peluang penurunan yield dalam jangka pendek. Tekanan di pasar global meningkat seiring meningkatnya tensi antara AS dan Korea Utara. Presiden AS, Donald Trump, menyatakan akan menanggapi secara agresif setiap tindakan profokatif dari Korea Utara. Hal ini meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar yang tercermin dari pelemahan bursa saham AS pada perdagangan semalam. Sementara itu, setelah mengalami kenaikan di awal perdagangan, yield US Treasury bertenor 10 tahun kembali turun dan ditutup di level 2,26% seiring meningkatnya minat investor untuk masuk pada safe-haven assets ditengah meningkatnya tensi geopolitik.  Hal ini diperkirakan juga dapat membatasi ruang penurunan yield di pasar surat utang Indonesia dalam jangka pendek. Semakin tipisnya yield spread antara SUN dan US Treasury bertenor 10 tahun, dimana saat ini mencapai 462bp, dibawah rata – rata sebulan terakhir yang sebesar 466bp, juga dapat membatasi penurunan yield di pasar domestik. Namun sebaliknya, potensi kenaikan yield yang  signifikan di pasar surat utang Indonesia diperkirakan juga akan terbatas seiring masih tingginya minat investor untuk masuk ke pasar surat utang Indonesia yang tercermin dari tingginya partisipasi investor dalam lelang SUN kemarin. Total penawaran Investor yang masuk ke Pemerintah pada lelang kemarin mencapai IDR58,6 triliun, yang merupakan total penawaran tertinggi sejak tahun 2008, dan jauh diatas rata – rata penawaran yang masuk dalam setiap lelang di tahun ini yang sebesar IDR36,7 triliun. Appetite investor asing terhadap pasar domestik juga masih terus meningkat yang tercermin dari terus berlanjutnya aliran dana asing dan berlanjutnya penurunan angka CDS Indonesia. Dengan demikian, beberapa hal ini diperkirakan akan menjaga tren yield yang rendah di pasar surat utang Indonesia.

SUN seri acuan FR0061, FR059, dan FR0074 masih akan menjadi pilihan yang menarik untuk diperdagangkan seiring likuiditasnya yang sangat baik. Sementara itu, SUN seri FR0050, FR0045, FR0054, FR0052, dan FR0040 dapat menjadi alternatif pilihan investasi bagi investor seiring masih atraktifnya yield seri – seri ini.


Berita Ekonomi dan Pasar Surat Utang Indonesia

Pemerintah berhasil menerbitkan SUN senilai IDR22,5 triliun melalui lelang yang dilakukan kemarin. Nominal penerbitan ini merupakan nilai maksimal penerbitan dalam lelang SUN kemarin, yaitu 1,5 kali dari target indikatif Pemerintah yang sebesar IDR15,0 triliun. Keberhasilan Pemerintah dalam penerbitan SUN melalui lelang kemarin didorong oleh tingginya partisipasi investor dalam lelang kali ini, dimana total penawaran investor yang masuk ke Pemerintah mencapai IDR58,6 triliun, yang merupakan total penawaran tertinggi sepanjang penyelenggaraan lelang SUN, dan jauh diatas rata – rata penawaran dalam 15 kali lelang di tahun ini yang hanya sebesar IDR36,7 triliun. SUN seri baru, FR0075, menjadi seri yang paling banyak diterbitkan Pemerintah dalam lelang kali ini, yaitu mencapai IDR6,4 triliun, seiring banyaknya permintaan pada seri ini dan adanya kemungkinan seri ini untuk dijadikan SUN seri acuan bertenor 20 tahun di 2018. Dengan hasil lelang kali ini, year-to-date, Pemerintah telah berhasil menerbitkan SBN senilai IDR514,6 triliun, atau sekitar 71,7% dari target penerbitan SBN sepanjang tahun 2017.

PT Wahana Otomitra Multiartha Tbk (WOMF) menerbitkan obligasi senilai IDR720,5 miliar. Obligasi dengan nama Obligasi Berkelanjutan II WOM Finance Tahap II Tahun 2017 tersebut, merupakan bagian dari penerbitan obligasi dengan skema Penawaran Umum Berkelanjutan II (PUB II) dengan target total penerbitan sebesar IDR4,5 triliun dimana pada penerbitan PUB II tahap pertama, Perseroan telah menerbitkan obligasinya senilai IDR800,0 miliar. Obligasi tahap II ini akan diterbitkan dalam 2 seri, yaitu seri A dengan nominal sebesar IDR400,0 miliar memiliki tenor 370 hari dan tingkat bunga sebesar 7,80% per tahun, sementara Seri B diterbitkan senilai IDR320,5 miliar dengan tenor 3 tahun dan memiliki kupon sebesar 8,90% per tahun. Masa penawaran akan dilakukan pada 14 - 16 Agustus 2017. Sementara, tanggal distribusi secara elektronik pada 22 Agustus 2017 dan rencananya akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 23 Agustus 2017.