Entri Populer

Jumat, 19 Juni 2015

Economic & Debt Market Daily Report of June 19, 2015

•Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18 Juni 2015 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%, dengan suku bunga Deposit Facility 5,50% dan Lending Facility pada level 8,00%. 

•Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2015  masih terbatas dan akan membaik pada triwulan-triwulan mendatang.

•Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 18 Juni 2015 melanjutkan tren penurunan. Penurunan imbal hasil berkisar antara 4 - 24 bps dengan rata - rata penurunan imbal hasil sebesar 8,9 bps dimana Surat Utang Negara bertenor pendek terlihat mengalami penurunan imbal hasil yang lebih besar dibandingkan dengan yang didapati pada tenor panjang. 

•Volume perdagangan Surat Utang Negara mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, yaitu mencapai Rp20,75 triliun dari 39 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dimana volume perdagangan Surat Utang Negara seri acuan senilai Rp10,76 triliun. Obligasi Negara Seri FR0071 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar yaitu senilai Rp5,67 triliun dari 108 kali transaksi dengan harga rata - rata pada level 102,47% dengan tingkat imbal hasilnya sebesar 8,68%. Sementara itu volume perdagangan obligasi korporasi dilaporkan kemarin senilai 
Rp475,39 miliar dari 39 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Adira Dinamika Multi Finance Tahap I Tahun 2011 Seri C (ADMF01CCN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, yaitu senilai Rp114 miliar dari 2 kali transaksi dengan harga rata - rata pada level 99,58% dengan tingkat imbal hasil sebesar 9,30%.

•Pada perdagangan kemarin, harga Surat Utang Negara di pasar sekunder mengalami kenaikan yang cukup besar dibandingkan dengan harga penutupan sebelumnya, berkisar antara 2 - 96 dengan rata - rata kenaikan sebesar 54 bps. Surat Utang Negara bertenor panjang mengalami kenaikan yang lebih besar dibandingkan yang didapati pada tenor pendek. Kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin didorong oleh katalis positif dari hasil dari Rapat Dewan Gubernur 
Bank Sentral Amerika (FOMC Meeting) yang berakhir pada hari Rabu waktu setempat. Bank Sentral Amerika (The FED) kembali memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan pada level terendahnya seiring dengan belum cukup kuatnya tekanan inflasi di Amerika. Selain itu Bank Sentral Amerika juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Amerika pada tahun 2015 serta menaikkan proyeksi tingkat pengangguran di Amerika sehingga kemungkinan mereka masih akan mempertahankan tingkat suku bunga pada level yang rendah. Anggota Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika juga memperkirakan bahwa andaipun terjadi 
kenaikan suku bunga acuan, kenaikan suku bunga acuan akan dilakukan dengan bertahap.

•Sementara itu hasil dari keputusan Bank Sentarl Amerika  turut mempengaruhi pergerakan nilai tukar dollar Amerika terhadap mata uang global, dimana dollar Amerika cenderung mengalami pelemahan. Hal tersebut juga berdampak terhadap penguatan mata uang rupiah terhadap dollar Amerika, dimana pada perdagangan kemarin rupiah ditutup menguat sebesar 41,50 pts (0,31%) pada level 13307 per dollar Amerika. Sepanjang sesi perdagangan, rupiah diperdagangkan dengan 
kecenderungan mengalami penguatan terhadap dollar Amerika dan diperdagangkan pada kisaran 13285,80 - 13347,50 per dollar Amerika.

•Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder akan bergerak bervariasi didorong oleh katalis dari dalam dan luar negeri. Dari faktor eksternal, imbal hasil surat utang global cenderung bergerak bervariasi merespon hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika serta proses negosiaisi penyelesaian krisis utang Yunani. Imbal hasil surat utang Jerman (Bund) ditutup pada level yang sama dengan penutupan sebelumnya yaitu 0,811%, setelah sempat mengalami penurunan imbal hasil hingga menyentuh level 0,73% pada perdagangan harian. Sementara itu imbal hasil surat utang 
Amerika (US Treasury) dengan tenor 10 tahun ditutup pada level 2,33% naik sebesar 2 bps dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya setelah sempat menyentuh level 2,37% yang merupakan level tertingginya pada perdagangan harian. Sementara itu dari faktor domestik, rencana lelang penjualan Surat Utang Negara pada hari Selasa pekan depan akan membatasi potensi kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder.

•Rekomendasi : Cermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan menerapkan strategi trading jangka pendek dengan melakukan opsi ambil untung (profit taking) memanfaatkan momentum kenaikan harga Surat Utang Negara. 

•Pemerintah melakukan penukaran Surat Utang Negara senilai Rp2,95 triliun dari lelang pembelian kembali Surat Utang Negara dengan cara penukaran (Debt Switch). 

Tidak ada komentar :

Posting Komentar