•Bank Indonesia (BI) memperkirakan, inflasi pada Juli 2015 di bawah 1%.
•Bank Sentral Eropa (ECB) kembali menaikkan likuiditas darurat bagi perbankan Yunani.
•Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 24 Juni 2015 masih melanjutkan tren penurunan. Penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin berkisar antara 2 - 12 bps dengan rata - rata penurunan imbal hasil sebesar 7 bps. Namun demikian, meskipun berada dalam tren penurunan, beberapa seri Surat Utang Negara bertenor pendek terlihat mengalami kenaikan.
•Sementara itu, volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin megalami peningkatan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, yaitu senilai Rp24,24 triliun dari 41 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dimana volume perdagangan Surat Utang Negara seri acuan yang dilaporkan senilai Rp6,10 triliun. Obligasi Negara seri FR0053 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, yaitu senilai Rp9,05 triliun dari 78 kali transaksi dengan harga rata - rata pada level 100,03% dengan tingkat imbal hasil sebesar 8,24%. Adapun volume perdagangan obligasi korporasi yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp999,81 miliar dari 56 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Toyota Astra Financial Services Tahap II Tahun 2015 Seri A (TAFS01ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, yaitu senilai Rp155 miliar dari 13 kali transaksi dengan harga rata - rata pada level 99,98% dengan tingkat imbal hasil sebesar 8,50%.
•Pada perdagangan kemarin, harga Surat Utang Negara di pasar sekunder ditutup menguat sebesar 10 - 100 bps dengan rata-rata kenaikan sebesar 50 bps didorong oleh hasil positif dari lelang penjualan Surat Utang Negara yang diadakan oleh pemerintah. Pada perdagangan kemarin, harga Surat Utang Negara telah menunjukkan kenaikan sejak awal perdagangan hingga menjelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. Kenaikan harga Surat Utang Negara di awal perdagangan didorong oleh katalis positif dari proses negosiasi utang Yunani yang diperkirakan akan membuahkan hasil dalam waktu dekat.
•Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 51 pts (0,38%) pada level 13255 per dollar Amerika. Sempat bergerak melamh di awal perdagangan, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika cenderung mengalami penguatan sejak pertengahan hingga akhir perdagangan dengan ditransaksikan pada kisaran 13248,60 - 13324,00 per dollar Amerika. Penguatan rupiah tersebut kami perkirakan turut dipengaruhi oleh aliran modal asing yang masuk di pasar surat utang.
•Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih berpeluang untuk mengalami kenaikan didorong oleh hasil positif dari pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara serta meredanya tekanan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Namun demikian, data pertumbuhan ekonomi Amerika (GDP) kuartal I 2015 (final) yang akan disampaikan pada hari waktu setempat akan menetukan arah pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini hingga akhir pekan nanti, apakah masih akan melanjutkan kenaikan ataupun mulai tarjadi koreksi yang didorong oleh aksi ambil untung oleh investor.
•Rekomendasi : Cermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan menerapkan strategi trading jangka pendek dan memanfaatkan momentum kenaikan harga Surat Utang Negara untuk melakukan realisasi keuntungan (profit taking). Bagi investor yang melakukan startegi tarding kami juga sarankan untuk mulai mempertimbangkan untuk mulai masuk pada seri FR0053 dan FR0056 yang akan menjadi seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun untuk tahun 2016.
•Pemerintah meraup dana senilai Rp18 triliun dari lelang penjualan Surat Utang Negara. Pada lelang yang diadakan pada hari Selasa, 23 Juni 2015, total penawaran yang masuk mencapai Rp40 triliun dari lima seri Surat Utang Negara yang dilelang.
•Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara. Pemerintah Indonesia akan melakukan lelang penjualan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada hari Selasa, tanggal 30 Juni 2015. Seri-seri SBSN yang akan dilelang adalah SBSN berbasis proyek (Project Based Sukuk) yaitu seri PBS006 (reopening), PBS007 (reopening) dan PBS008 (reopening). Selain itu juga akan dilelang Sukuk Negara dengan seri SPN-S 15012016 (new issuance) untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2015.
Analisa Tehnikal dan Fundamental untuk menilai atau mengambil keputusan di Pasar Modal dan Forex
Entri Populer
-
Sistem dan strategi trading sangat penting untuk kita terapkan dalam perdagangan forex. Karena dengan suatu sistem atau strategi trading yan...
-
3. Pola Piercing Pola Piercing adalah pola bullish candlestick pembalikan , mirip dengan Pola Bullish Engulfing . Ada dua komponen dar...
-
Saya pernah diberi nasehat, “Analisa terbaik adalah analisa kamu sendiri, tapi kamu perlu melakukan apa yang chart beritahu ke kamu, buk...
-
Rekap Kurs Rupiah Minggu Lalu Sementara mayoritas rakyat Indonesia menikmati liburan Lebaran, kurs Rupiah pekan lalu terperosok lagi dan ...
-
Pada sesi pertama perdagangan Kamis (1/12), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat 90,55 poin (2,44%) ke level 3.805,634. Begit...
-
Meskipun Rupiah sempat dibuka sedikit menguat pada pembukaan sesi perdagangan di awal pekan, namun dominasi Dolar AS di pasar memaksa mata ...
-
Pola Candlestick adalah formasi yang terbentuk dari beberpa candlestick pada grafik yang dapat memberikan gambaran ke trader tentang ke...
-
Random Walk Theory dan Self-Fulfiling Prophecy adalah dua hal yang sering dijadikan kritikan pihak akademisi dan non-praktisi kepada anal...
-
Kali ini saya akan membahas apa yang harus dilakukan dan dihindari dalam trading forex serta panduan memilih broker forex terbaik dan terper...
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar