Entri Populer

Minggu, 28 Juni 2015

Economic & Debt Market Daily Report of June 29, 2015

•Rasio utang pemerintah berada dalam level 24,7% dari Produk Domestik Bruto. 
•Islamic Development Bank menawarkan bantuan pinjaman sebesar US$ 5 miliar kepada Indonesia yang akan diarahkan untuk lima sektor selama lima tahun ke depan.
•Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum'at, 26 Juni 2015 bergerak bervariasi. Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi relatif terbatas berkisar antara 1 - 4 bps dimana beberapa Surat Utang Negara dengan tenor 8 - 13 tahun mengalami kenaikan imbal hasil sementara itu pada tenor lainnya terlihat mengalami penurunan imbal hasil.
•Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan senilai Rp9,43 triliun dari 30 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dimana volume perdagangan Surat Utang Negara seri acuan mencapai Rp4,15 triliun. Project Based Sukuk (PBS) seri PBS008 menjasi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, yaitu senilai Rp1,93 triliun dari 9 kali transaksi dengan harga rata - rata pada level 99,46% dengan tingkat imbal hasil sebesar 7,58%. Sementara itu volume obligasi korporasi yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan kemarin senilai Rp410 miliar dari 29 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.  Obligasi Berkelanjutan I Indosat Tahap II Tahun 2015 Seri C (ISAT01CCN2) menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, yaitu senilai Rp150 miliar dari 8 kali transaksi dengan harga rata - rata pada level 100,18% dengan tingkat imbal hasil sebesar 9,95%.
•Pada perdagangan di akhir pekan kemarin, harga Surat Utang Negara cenderung bergerak bervariasi di tengah minimnya katalis dai dalam negeri menjelang pengumuman data inflasi Juni 2015 di pertengahan pekan ini serta proses negosiasi utang Yunani yang menemui jalan buntu. Perubahan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin berkisar antara 3 - 43 bps dimana harga Surat Utang Negara sempat mengalami penurunan harga, didorong oleh investor yang melakukan aksi ambil untung (profit taking), namun harga beberapa seri Surat Utang Negara harga kembali naik setelah investor kembali melakukan pembelian.
•Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 20 pts (0,15%) pada level 13308 per dollar Amerika. Rupiah pada perdagangan di akhir pekan kemarin beregrak cukup berfluktuasi dimana sempat mengalami pelemahn di awal perdagangan, namun pada pertengahan hingga berakhirnya sesi perdagangan cenderung mengalami penguatan dan diperdagangkan pada kisaran 13.293,00 - 13.345,00 per dollar Amerika.
•Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak bervariasi dengan kecenderungan untuk mengalami koreksi terimbas katalis negatif dari pasar surat utang global. Pada perdagangan di akhir pekan, imbal hasil surat utang global cenderung mengalami kenaikan dimana imbal hasil surat utang Jerman (Bund) ditutup pada level 0,925% naik dari posisi 0,86% pada perdagangan sebelumnya serta imbal hasil Surat Utang Amerika (US Treasury) yang ditutup pada level 2,474%, naik dari level 2,410% pada perdagangan sebelumnya.
•Rekomendasi : cermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan masih merekomendasikan untuk melakukan trading jangka pendek. Secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada tren penguatan, sehingga dalam jangka pendek harga Surat Utang Negara masih berpeluang untuk mengalami kenaikan. Namun demikian investor perlu mencermati kondisi pasar surat utang global, dimana kondisi tersebut akan membatasi potensi poenguatan harga Surat Utang Negara di pasar domestik, bahkan berpeluang untuk mengalami koreksi. Dengan kondisi tersebut kami menyarankan kepada investor untuk melakukan  strategi penjualan Surat Utang Negara di saat harga Surat Utang Negara mengalami kenaikan (sell on strength), terutama pada seri FR0070, FR0071 dan FR0068.
•Investor asing menambah kepemilikannya di Surat Berharga Negara senilai Rp10,91 triliun. Berdasarkan data kepemilikan Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan per tanggal 25 Juni 2015, kepemilikan investor asing di Surat Berharga Negara senilai Rp538,36 triliun. Jumlah tersebut setara dengan 39,69% dari total outstanding Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan yang jumlahnya mencapai Rp1356,43 triliun.
•Pada periode sepekan kedepan terdapat enam surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp2,14 triliun.
•PT Pemeringkat Efek Indonesia mempertahankan peringkat "idAA-" terhadap peringkat Medium Term Notes yang diterbitkan oleh PT Bank Resona Perdania.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar