Entri Populer

Minggu, 21 Juni 2015

Economic & Debt Market Daily Report of June 22, 2015

•Bank Indonesia (BI) memperkirakan, inflasi kembali terjadi pada akhir Juni sebesar 0,66% (month to month/mom) dan 7,4% (year on year/yoy)
•Nilai tukar rupiah mengalami depresiasi seiring penguatan dolar AS terhadap hampir semua mata uang dunia. Pada Mei 2015, rupiah secara rata-rata melemah sebesar 1,5% (mtm) ke level Rp13.141 per dolar AS.
•Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum'at, 19 Juni 2015 cenderung mengalami penurunan. Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 6  bps dimana penurunan imbal hasil terjadi pada sebagain besar tenor Surat Utang Negara, meskipun beberapa Surat Utang Negara bertenor pendek mengalami kenaikan imbal hasil.
•Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan kemarin senilai Rp9,67 triliun mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, dari 41 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan. Volume perdagangan Surat Utang Negara seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,68 triliun. Sukuk Negara Ritel seri SR007 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar yaitu senilai Rp1,03 triliun dari 36 kali transaksi dengan harga rata - rata pada level 100,12% dengan tingkat imbal hasil sebesar 8,20%. Sementara itu volume perdagangan obligasi korporasi yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp644,60 miliar dari 27 kali transaksi. Obligasi Berkelanjutan I Sumber Alfaria Trijaya Tahap II Tahun 2015 Seri A (AMRT01ACN2) dan Obligasi Berkelanjutan II FIF Tahap I Tahun 2015 Seri B (FIFA02BCN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, yaitu masing - masing senilai Rp100 miliar dari dua kali transaksi. Obligasi Berkelanjutan I Sumber Alfaria Trijaya Tahap II Tahun 2015 Seri A diperdagangkan pada harga 100% dengan tingkat imbal hasil sebesar 9,69% dan Obligasi Berkelanjutan II FIF Tahap I Tahun 2015 Seri B diperdagangkan pada level 100,025% dengan tingkat imbal hasil sebesar 9,23%.
•Pada perdagangan di akhir pekan kemarin, harga Surat Utang Negara di pasar sekunder masih melanjutkan kenaikan. Kenaikan harga yang terjadi berkisar antara 2 - 50 bps dimana Surat Utang Negara bertenor panjang mengalami kenaikan harga yang lebih besar dibandingkan dengan yang didapati pada tenor pendek. Kenaikan harg yang terjadi pada perdagangan di akhir pekan kemarin masih didorong oleh faktor hasil dari Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika yang memutuskan untuk tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan pada level terendahnya serta Bank Sentral tersebut tidak akan tergersa - gesa untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan (Fed Fund Rate/FFR), dimana kenaikan suku bunga akan sangat bergantung pada  perbaikan ekonomi yang terjadi di Amerika.
•Adapun rupiah ditutup melemah sebesar 25 bps pada level 13332 per dollar Amerika. Rupiah sepanjang sesi perdagangan cenderung mengalami pelemahan dengan diperdagangkan pada kisaran 13310 - 13338 per dollar Amerika.
•Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak terbatas dengan masih berpeluang untuk mengalami penguatan didorong oleh penurunan imbal hasil surat utang global. Pada perdagangan di akhir  pekan kemarin, imbal hasil surat utang Jerman (Bund) ditutup pada level 0,752% mengalami penurunan dibandingkan penutupan sebelumnya di level 0,81% serta imbal hasil surat utang Amerika (US Treasury) yang ditutup pada level 2,26%, turun dibandingkan dengan posisi penutupan di hari Kamis yang berada pada level 2,35. Penurunan imbal hasil tersebut diorong oleh investor global yang memburu surat utang dengan kualitas baik (safe haven asset) menjelang batas waktu negosiasi utang Yunani dengan krediturnya.
•Rekomendasi : Cermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan masih menerapkan strategi trading jangka pendek. Kami menyarankan kepada investor untuk melakukan aksi ambil untung (profit taking) dengan memanfaatkan momentum kenaikan harga Surat Utang Negara seiring dengan masih berpeluangnya imbal hasil Surat Utang Negara untuk mengalami kenaikan serta nilai tukar rupiah yang masih berpeluang mengalami pelemahan.
•Rencana Lelang Surat Utang Negara SPN12160401 (reopening), FR0053 (reopening), FR0056 (reopening), FR0071 (reopening) dan FR0068 (reopening) pada hari Selasa, tanggal 23 Juni 2015.
•Investor asing menambah kepemilikan di Surat Berharga Negara. Berdasar data kepemilikan Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan per tanggal 18 Juni 2015, kepemilikan investor asing di Surat Berharga Negara senilai Rp518,76 triliun. Jumlah tersebut setara dengan 38,76% dari total outstanding Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan yang jumlahnya mencapai Rp1338,43 triliun.
•Pada sepekan kedepan terdapat satu surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp 100 miliar. 

Tidak ada komentar :

Posting Komentar